MY 2nd SUMMIT MAHAMERU Part 3



22 Desember 2012
          Sekitar jam 10.15 WIB, kita memulai perjalanan dari Ranupani menuju Ranukumbolo. Saat ini dibutuhkan kaki yang akan lebih banyak melangkah, dan pundak yang lebih kuat untuk membawa tas carier yang lumayan hmmm berat hehehehe (korban film lagi zzzttt). Medan awal yang kita tempuh tidak terlalu ekstrim, memang kalo lagi hujan agak licin, karena medan yang kita lalui berupa tanah liat. Menuju ke Ranukumbolo kita harus melewati 4 pos, saat ini kita sedang melalui ranupani ke pos 1, hmmm buat yang belum pernah ndaki jaraknya lumayan sih, apalagi yang ga siapin fisik sebelum ndaki, pastinya kebih banyak istirahatnya. Jalan agak menanjak di awal-awal. Tapi setelahnya biasa tidak menanjak terus-terusan. Selama perjalanan dalam hati ku selalu berucap, hmm ini baru bener-bener hiking. Jalan yang kita lalui bener-bener ngelewati hutan belantara, jalan hanya bisa di lalui satu orang, jika ada pendaki lain salah satunya harus berhenti terlebih dahulu. Tidak jarang kita harus merunduk untuk melewati pohon-pohon yang tumbang, kanan kiri berupa rerumputan yang menjalar, dang a lupa dengan jurang-jurangnya. Pokoknya seru banget. Jarak ranupani ke pos 1 lumayan agak lama, yah hitung-hitung jadi pemanasan. Medan di depan lebih menantang dan seru lagi.

          Akhirnya kita tiba di Pos 1, dengan istirahat yang berkali-kali hehehehe (maklum). Di pos satu kita beristirahat agak lama, dengan membawa madu masing-masing di tangan kita. Secapek-capeknya kita narsis is number 1, hahahaha foto bisa menimbulkan semangat lagi loh hihihihihi. Akhirnya narsis dulu dah.

  








tepar tepar di Pos 1

Setelah cukup menghimpun energi kita melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Dari pos 1 ke pos 2 medan yang kita lalui ga jauh beda dengan sebelumnya, dan agak sedikit jauh juga. Sebelum pos 2 nanti akan ada daerah namanya watu rejeng, nah kalo udah ketemu ni tempat semangat deh pos 2 ga lama lagi akan muncul. Watu rejeng ini tempat seperti tebing dari batu, semacam batu kapur gitu, jadi bentuknya tebing tinggi dan ditumbuhi sedikit pepohonan. Cukup indah, dan amazing ga kebayang ni kok bisa ada pohon yang nempel-nempel tumbuh di tebing itu, jadi teringat kejadian pesawat sukhoi yang nabrak tebing kayak ginian, gimana ga hancur lebur, keren bangaet ni tebing kokoh tak tertandingi hehehehehe.
Hal yang paling menyenangkan saat mendaki yakni bertemu dengan pendaki lain, setiap di jalan mesti nyapa, rasanya aneh kalo ga nyapa, kayak kelihatan sombong. Nah disini aku bisa ambil hikmanya, dimanapun kita berada jadilah orang yang ramah kepada siapapun, entah itu orang yang benci kita atau teman kita sendiri, bersikaplah ramah pasti banyak keberuntungan yang kita peroleh, hidup lebih damai hehehehe. Kebiasan lain para pendaki yakni suka ngasiih semangat, entah mungkin kita ngerasa lagi berada dalam satu perjuangan yakni menaklukkan sebuah puncak gunung, sehingga suka banget yang namanya pendaki itu memberikan motivasi ke pendaki lain. Terutama ngasih motivasi ke pendaki yang mau naik. Ga jarang selama perjalanan baru dari ranupani ke ranukumbolo telingaku sering mendengar “ayo mbak semangat dikit lagi pos 2”, “yo semangat yo…” kalo udah dengar kata-kata gitu hmmm sedikit menambah energi. Ternyata motivasi ga cuman dari dalam diri aja, tapi kita juga butuh motivasi dari luar kita, yakni dukungan orang-orang disekitar kita.
Tak lama kemudian kita nyampe di pos 2, selanjutnya kita menuju pos 3. Jarak antara pos 2 ke pos 3 ga terlalu jauh, dan medannya tetap seperti di awal. Selama perjalanan ini, turunlah hujan, nah kalo kayak gini siapin ponco biar kita ga terlalu basah, apa lagi tas yang ga ber cover, lebih baik di kasih ponco biar ga tambah berat dan menjaga tubuh kita agar tidak kedinginan. Sesampainya di pos 3 yang ditandai dengan gubuk pos yang ambruk jadi kita ga bisa berteduh seperti di pos-pos sebelumnya, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 4, dengan pertimbangan hujan dan tidak ada tempat berteduh, dari pada diam kedinginan lebih baik bergerak biar tubuh agak terasa hangat. Dan aku melanjutkan perjalanan bersama dila, dan di depanku si guru samir. Setelah menempuh perjalanan agak lama kita bertemu dengan si oci dan ulir. Akhirnya kita berjalan ber5 menuju pos 4. Karena siguru jalannya agak cepet jadi dia agak lebih didepan kita. Tapi badanku udah kedinginan, pos 4 kok ga nyampe-nyampe, kata si guru “perhatikan sebelah kirimu, kalo sudah muncul ada sebuah bukit, nah itu tanda-tanda ranukumbolo sudah dekat dengan kita”, akhirnya aku selalu melihat ke sebelah kiriku, hmmm tapi ga muncul-muncul bukit, lagi pula tertutup kabut tebal.
Tapi tak lama kemudian terdengan teriakan si guru “RANUKUMBOLOOO”, heh? Beneran?? jangan-jangan si guru PHP lagi, “beneran ta guru??” aku bereteriak. “Ayo cepet kesini..”, akhirnya aku, dila , ulir dan oci agak sedikit mempercepat langkah kita, dan ketika berbelok ke kanan “Welcome to Ranukumbolo” kata si guru, huaaaaa bener-bener ranukumbolo, Indaaahhhh banget, subhanallah, bisa ada danau seindah ini di tengah pegunungan, wahh ga sabar aku sampai disana dan memegang airnya, kayaknya seger banget. Melihat ranukumbolo, rasanya ada sebuah energi yang datang tiba-tiba yang buat kakiku ini jadi tambah cepet melangkah, ga sabar-ga sabar pengen cepet-cepet Boci hehehe alias bobo ciang :p. eitss sebelum ke ranukumbolo tetep narsis dulu lah hehehehe beberapa foto udah didapat, dan guru turun untuk mencari tempat buat tenda kita. (baru kali ini aku jadi tim kelinci, selebihnya aku jadi tim kura-kura hehehehe)











Tim Kelinci di Ranukumbolo

Selang beberapa lama, datanglah si hoax dan ufie, jadi nambah personil buat narsis hehehehe, karena aku dah ga tahan pengen cepet-cepet ngerebahin ni badan, akhirnya aku dila dan ufie memutuskan untuk turun terlebih dahulu, dan si oci ulir dan hoax menunggu di atas untuk memberi tahu temen-temen yang dibelakang, sebaab kita ga sampe ke pos 4, tapi langsung turun. Karena guru memilih tempat yang sepi untuk kita ber 24, maklum semeru lagi penuh, rame banget dengan tenda-tenda pendaki.
Setelah semua sudah tiba di ranukumbolo, kita semua mulai mendirikan tenda, dan teman-teman cewek mulai menyiapkan peralatan untuk masak. “sekarang kita mau masak apa??”, “masak sop kan… mana sayurnya ayo dipotongin”, “oh ya mana ya sayurnya?”, tiba-tiba mbak oca yang dari tadi diam (kedinginan) akhirnya bersuara “sayurnya aku bawa, ada ditasku, tapi dibawa khoiron, masalahnya sekarang dia dimana??”, Uppppssss, iya ternyata kita masih belum lengkap, kita kehilangan 2 teman kita si Paris dan khoiron, karena kita semua khawatir takut terjadi apa-apa dengan mereka (jangan-jangan di bawa anjingnya porter hahaha), beberapa dari kita berteriak memanggil nama mereka berdua, tapi tidak ada jawaban huft (kalo boleh jujur sebenarnya lebih khawatir tentang nasib perut sih, logistic ada disana hiks hiks pisss :D), berkali-kali kita berteriak memanggil nama mereka, ni orang bener-bener ngilang ato pura-pura ngilang?? Hmmm, dari pada kita galau ga jelas menunggu mereka, beberapa teman melanjukan pekerjaan mereka ada yang cari kayu bakar, ada yang bangun tenda, ada yang mulai menyiapakan alat masak, dan ada pula yang mulai pelucutan senjata hehehehe (kalian pasti tau maksudnya). Tak lama kemudian ada suara teriakan dari salah satu arah, eh ternyata mereka, dua anak hilang tadi. Alhamdulillah deh ketemu.
Setelah semuanya sudah berkumpul, para chef-chef manis (ciyyeeehh) mulai mengeluarkan jurus terjitunya dalam membuat masakan. Misi membuat maskan sop sossis yang paling enak seranukumbolo hahahaha, setelah masak-berjam-jam, penghuni perut sudah pada demo , begitu pula dengan mulut yang mulai rewel berkomentar, ditambah lagi keadaan sekitar yang tak bersahabat, mendung, kompornya geje, alhasil masak jadi ga karu-karuan hiks hiks, tapi tenang masih ada yang menghibur kita, yap suara merdu si anak kecil dari kudus, walopun nyanyinya jawa benjeeettt, tapi ga apa lah paling ga, ada radio gratis hehehehehe. Tapi sumpah ni anak ga kira-kira buat nyanyi, semua nada yang dia punya dikeluarkan sekenceng-kencengnya zzeettttt. Untung ni di hutan ku maklumilah 0_O. ya benar semua manusia boleh berencana. Namun hanya Tuhan yang berhak memberikan hasil. Jadilah sop yang rencananya paling enak seranukumbolo, tapi apa yang terjadi, sop yang jadi malah sop krispi, dengan gubis yang kriuk kriuk (alias g mateng), nasi yang ga perlu di kunyah, sossis yang medium rar (alias setengan mateng), hiks maaf ya teman-teman apa daya Tuhan menakdirkan tidak sesuai dengan rencana (tapi tetap habis ko, dan tetap dapat pujian, walaupun aku tau itu semua hanya modus belaka biar selanjutnya kita tetep mau masak hahahaha).

para Bidadari-bidadari chef berfoto eheemm :p


Mencari kehangatan hahahaha

Sore Hari di Ranukumbolo

Malam telah tiba, tapi sayang bulan dan bintang tak menampakkan senyum mereka yang telah diculik oleh si awan hitam. Yang ada tetesan air yang mulai mengguyur surganya semeru ini ranukumbolo. Malam sudah larut aku memilih tidur, aku setenda dengan dila, bue lisa, dan mama tita, teman-teman cewek sisanya ada di tenda sebelah. Beberapa temen cowok nampaknya masih sangat lapar, alhasil mereka membuat mi rebus, dan minuman hangat (maaf masakan tadi sungguh enak sekali hehehe).

23 Desember 2012
Pagi telaahh tibaaaa, sudah 05.30 tapi belum solat subuh, ayooo banguunn subuh –subuh, niatnya pengen dapat sunrise disini tapi apa daya lagi-lagi si awan tebal mencoba menggangu kita. Dari pada ngurusi si kabut,  kita semua melanjutkan aktifitas masak, dan kali ini masak yang cukup banyak. Sebab kita mau masak juga untuk makanan buat dinner ntar di kalimati. Kalimati ga ada sumber air, ada sih sumber air mani tapi itu harus jalan selama 1 jam. Jadi mumpung kita dekat ranu, kita memutuskan untuk melakukan semua yang berhubungan dengan air disini. Pagi ini menunya rawon sossis, hmmm mungkin ini masakan agak mending dibanding kemarin, semoga. Yang paling unik kita juga masak nutrijel, buat makanan kemenangan. Untuk membekukan jellinya kita memanfaatkan dinginnya air ranu, jadi kalo di rumah habis dimasak di masukkan kulkas, nah kalo disini pengganti kulkas adalah air ranu hehehe (kereaktif juga ni temen-temen).
Beberapa ada yang sudah packing, masak, dan tetep ada yang narsis hehehe termasuk aku :D, mumpuuunngg. Tapi tetep yang paling parah si mantan calon artis gagal beserta asistennya yap kucrut dan cahyo -_-

 Refleksi ala amel :)

Refleksi ala mama :p

Refleksi ala guru :D

Refleksi ala si cino :)

Artis dan asistennya hmmm 

Setelah semuanya makan dan packing, serta tak lupa sudah selesai pelucutan senjata, kita semua bersiap untuk melanjutkan perjalanan kita menuju kalimati. Sebelum perjalanan dimulai, kita melakukan sedikit pemanasan, yah semacam senam SKJ semasa SD dulu, dengan instruktur si kucrut hmmm. Sayang nih ga ada dokumentasinya. Beberapa menit berlalu, saatnya berdoa, dan perjalanan di mulaaaiiii :).
Karena kita mendirikan tenda ditempat agak terpencil, jadi kita berjalan hampir ¾ dari ranukumbolo untuk menuju “tanjakan cinta”. Selang beberapa menit akhirnya kita sampai di depan tanjakan cinta, narsis dulu ahhh…

Ranukumbolo see you 

Depan tanjakan cinta 

Tapi kawan, sebenarnya ku agak sangsi sama kata orang-orang (sebelum ndaki), kata mereka gini “yakin deh dari temen-temenmu pasti ada yang ga nyame puncak”. Tapi hal itu beneran terjadi, ya mas fauzan dan mbak oca harus pulang terlebih dahulu, dan tidak ikut melanjutkan perjuangan menaklukkan mahameru bersama kita. Tapi tak apalah kasihan juga mbaknya sudah pucat banget, kayakanya kedinginan. Dengan di bekali beberapa logistic dari kami, akhirnya mas dan mbak pergi meninggalkan kita. Daaa daaa daa kakakk hik hiks (alay mendramatisir).

Kehilangan 2 personil T.T

Oke, walaupun kiita sudah kehilangan dua personil, kita ber22 tetap harus semangat. Menatap tanjakan cinta di depan kita, huft dalam hatiku kenapa ni tanjakan jauh banget, dari mananya di sebut tanjakan cinta. Orang-orang yang aneh yang bisa percaya ni tanjakan cinta ckckckckck. Sebelum naik menghimpun energi dengan foto hahayyy. Saatnya menaklukkan tanjakan ini, huh huh huh huh, dah beberapa kali ku berhenti tapi kok ga nyampe-nyampe atas, jalan lagi dah beberapa menit kok tetep ga nyampe juga, tetep semangat. Jalan pasti ada ujungunya, dan akhirnya ku bisa sampai dengan selamat (alayyy), udah diatas lihat teman-teman yang masih dibawah, agak alay mendramatisir, tapi that’s real, sumpah capekk banget naikknyaa, apalagi kalo dah kaki ga kuat amppuuunnn… T.T
Setelah semuanya nyampe tanjakan cinta, saatnya melanjutkan perjalanan ke oro-oro ombo, nah ni tempat yang paling aku pengen ngerti, katanya sih kayak di eropa gitu. Tapi sayang sekali, rerumputannya ga berbunga, hiks hiks. Tapi ga apalah, di padang rumput ini luas banget, rumputnya aja setinggi aku, ckckckckc ga nyangka ni rumput setinggi ini. jalannya datar dan lurus aja, jalan surga ni, jarang-jarang ada jalan kayak gini.

Luasnyaaaa

di tengah-tengah

masih lamaaaaaa
Yap beberapa menit oro-oro ombo terlewati, tibalah kita di cemoro kandang (kandangnya pohon cemara), ya bener, disini berupa hutan cemara, dan jalannya tanjakan monoton, jadi capeknya ga hilang-hilang. Tapi tanjakannya ga separah tanjakan cinta kok, hanya yang bikin pegel kontinyunya itu bikin sesek. Kita disini terpisah agak jauh-jauh, aku berjalan bersama mama, naning, cahyo dan miko. Tapi lama-lama akhirnya aku tinggal sama mama tita doank. Tak lama kemudian kita tiba di jambangan. Yap, tepat disini turunlah hujan deras, anak-anak yang sudah tibah duluan pada berlindung di balik ponco mereka masing-masing. Aku dan mama mengikuti jejak mereka. Sambil menunggu teman-teman yang masih dibelakang, guru dan kawan-kawan (tumben), kita berhenti sejenak. Tapi lama-kelamaan badanku sudah mulai kedinginan, mulai gemetar, ni anak-anak mana?? Hiks hiks. Ga lama kemudian mereka datang sudah lengkap dengan ponconya. Dan kita semua memutuskan untuk menerjang hujan, untuk berjalan menuju kalimati, ide bagus, sudah kedinginan banget.
Perjalanan jambangan ke kalimati, lebih enak medannya, kebanyakan turun dan datar, dan melewati safana-safana. Disini kakiku sudah mulai ga bisa diajak kompromi, mulai lemah zzztttt.. tak lama kemudian akhirnya kita semua tiba di Kalimati, huft akhirnya. Sementara ulir, hulfi dan khoiron mencari lahan utnuk tenda kita, kita yang cupu-cupu ini beristirahat sejenak. Tak lama kemudian ulir datang, dan kita semua menuju tempat kita. Saatnya mendirikan tenda. Karena di kalimati ga tersedia air, sebagian dari kita bingung mau wudhu bagaimana, dhuhur dan ashar belum didirikan nih. Akhirnya ufie, ijul dan mbak aying punya solusi, wudhu dengan embun. Karena pohon yang banyak punya embun pohon cemara, alhasil mereka ber3 mencari-cari pohon cemara yang masih berembun banyak. Dan mereka mulai melakukan “ritual wudhu dengan embuuunn”, aku dan mama yang melihatnya, tertawa. Ya lucu aja, hal ini ga bakal bisa ditemui dikehidupan sehari-hari. Dari pengalaman-pengalaman ini, aku jadi punya aide, wah kalo besok dah jadi guru, ngajak murid-murid buat hiking gini sambil belajar fiqh, biar sekalian praktek, terutama dalam keadaan yang benar-benar darurat hehehehe

dingiinnn brrrrrr

taman edelweis di belakang tenda

Senja mulai tiba, saatnya dinner, kita ga lagi masak sudah tinggal makan. Disini dinggiinn benjeett. Dan sekitar pukul 7 malam, kita semua harus sudah tidur, karena jam 23.00 saatnya kita start summit attack (dag dig dug). Semua alarm di aktifkan, ada yang jam ½ 10 ada yang jam 10 malam. Saatnyyaa tidurrr… :)

23.00 WIB
“Hulfiii, banguuunnnn…, farisss, risss banguuunnn, ayooo banguuunnn, ulir lir banguuunn, ayo semuanyaa banguuunnn” terdengar suara merdu dari salah satu tenda, ehmm ternyata nada suara si miss ekonomis, yap si naning (akhirnya jadi ringtone selama perjalanan pulang ntar hahahaha). Setelah semua bangun, dengan membawa semua perlengkapan buat muncak, satu tas carier cukup untuk kita ber22. Saatnya siap-siap, karena aku ga tahan dingin, baju berdobel dan jaket berlapis-lapis, ga cukup itu kaos tangan dan kaos kaki juga berdobel, topi dan masker sudah siap saatnya SUMMIT ATTACK!!!
……….


0 komentar:

Posting Komentar

 
Jalan Setapak Blog Design by Ipietoon