24 Desember 2012
23.00 WIB
SUMMIT ATTACK
Setelah
semua sudah siap dengan logistik, dan semua anggota cowok membawa satu botol
air minum 1,5 l dan tak lupa membawa ponco masing-masing. Saatnya untuk
berkumpul dan berdoa, berdoa agar semua bisa selamat dan mencapai puncak, dan
semoga perjalanan ini mebawa hikmah, membawa kita lebih dekat dengan sang pencipta.
Setelah berdoa, ok saatnya berjalan. Dengan formasi guru paling depan dan
belakangnya si ufie, sebagai asisten penunjuk jalan, sebab hanya dia satu-satunya
yang sudah pernah ndaki ke semeru. Teman-teman cewek di taruh di tengah barisan
dan penutup barisan temen-temen cowok. Karena kita melakukan perjalanan malam,
jadi setiap beberapa menit sekali kita selalu ngecek kelengkapan teman kita,
dengan berhitung mulai dari orang paling depan sampe paling belakang. Takut ada
yang diculik sama tikus gunung hehehehe
waktu mau SUMMMIT ATTACK
Perjalanan
dari kalimati ke arcopodo cukup menanjak, memang aku ga bisa melihat jelas
medan yang aku lewati, tapi aku bisa merasakan betapa menanjaknya perjalanan
ini. Karena aku ga bawa tongkat (nyesel) alhasil agak kesulitan buat naik,
ditambah keadaan tanah yang agak licin, dan udara yang mulai tipis (sebab udah
malam ditengah hutan lebat pula), ya arcopodo merupakan hutan yang lebat,
pohonya gede-gede, terbukti dengan akar-akarnya yang menjalar kemana-mana. Dan
bermanfaat juga buat pengganti tongkat, jadi setiap akan naik pasti berpegangan
dengan si akar.
Selama
perjalanan, kita sering berhenti, terutama teman-teman yang dibelakang. Sebab
pada saat itu si mama tita sudah mulai kesusahan mengatur nafas, jadi kita ga
bisa maksain untuk terus berjalan, takutnya tambah terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Alhasil kita selalu berhenti sedikit-sedikit.
Disinilah bukti dari persiapan fisik, jadi bukan tidak ada manfaatnya kita jogging kalo mau ndaki, dengan jogging kita bisa belajar ngatur nafas (nyesel juga ga jogging rutin hmm). Setiap mama mulai mengatur nafas, aku sendiri berusaha menguatkan diri, dengan seedikit mungkin untuk duduk, jadi tiap berhenti aku selalu mencari pohon untuk dipeluk hahaha buat sandaran waktu berdiri. Karena kalo duduk nanti bakal nambah energi lagi buat berdiri hehehehe. Kalo mama udah siap kita baru melanjutkan perjalanan lagi. Tak lama kemudian tim belakang g cuman mama yang sakit, ditambah si mpok dukun (sebutan faris buat bue lisa hehehe), tiba-tiba si mpok dukun muntah-muntah, ga biasanya nih anak kok lemah, biasanya perkasa banget hehehehe. Alhasil tim belakang sering berhenti buat nunggu teman kita sehat dulu. Diambillah keputusan buat melepaskan tim yang paling depan berjalan duluan. Jadilah kita dua kubu, kubu kelinci (tim depan) dan kubu kura-kura (tim belakang). Seterusnya perjalanku menuju puncak mahameru akan banyak dihabiskan dan dipenuhi kenangan bersama teman-teman kura-kura.
Disinilah bukti dari persiapan fisik, jadi bukan tidak ada manfaatnya kita jogging kalo mau ndaki, dengan jogging kita bisa belajar ngatur nafas (nyesel juga ga jogging rutin hmm). Setiap mama mulai mengatur nafas, aku sendiri berusaha menguatkan diri, dengan seedikit mungkin untuk duduk, jadi tiap berhenti aku selalu mencari pohon untuk dipeluk hahaha buat sandaran waktu berdiri. Karena kalo duduk nanti bakal nambah energi lagi buat berdiri hehehehe. Kalo mama udah siap kita baru melanjutkan perjalanan lagi. Tak lama kemudian tim belakang g cuman mama yang sakit, ditambah si mpok dukun (sebutan faris buat bue lisa hehehe), tiba-tiba si mpok dukun muntah-muntah, ga biasanya nih anak kok lemah, biasanya perkasa banget hehehehe. Alhasil tim belakang sering berhenti buat nunggu teman kita sehat dulu. Diambillah keputusan buat melepaskan tim yang paling depan berjalan duluan. Jadilah kita dua kubu, kubu kelinci (tim depan) dan kubu kura-kura (tim belakang). Seterusnya perjalanku menuju puncak mahameru akan banyak dihabiskan dan dipenuhi kenangan bersama teman-teman kura-kura.
Personil
kura-kura seingetku ada aku, bue, mamatita, faris, ulir, huda, khoiron, pak wo,
abid dan kucrut kalo ga salah. Selama perjalanan bersama mereka, aku sangat
bersyukur benar-benar bersyukur aku diberi kesehatan, jadi masih bisa ngurus
dua temen yang lagi drop, bue dengan muntah-muntahnya, dan mama dengan nafasnya
yang ga teratur. Setelah semua sudah membaik, kita melanjutkan perjalanan. Aku yang
nyala senterku senin kamis sedikit kesulitan ketika berjalan, kebetulan bue
lisa pake headlamp yang lampunya seterang lampu stadion hehehe, jadi aku ngekor
sama bue terus, numpang lihat jalan hehehe. Tak lama kemudain sekitar 2 jaman
kita jalan nyampe juga di Arcopodo, Alhamdulillah. Teman-teman kelinci sudah
menunggu kita agak lama di arcopodo, karena yang bawa logistik cuman satu
orang, jadi kalo istirahat yang sekiranya lama kita saling nunggu biar bisa
makan bareng hehehehe. Setelah agak beberapa lama istirahat, dan memulihkan
kesehatan tubuh, yang muntah-muntah bisa minum dulu, yang sesak nafas mulai
pasang salon pas di hidung. Setelah semua siap saatanya GO!!
Dengan
semangat yang menggebu ditambah kedinginan, kita melanjutkan perjalanan. Tujuan
kita selanjutnya yakni batas vegetasi, kenapa disebut gitu?? Ya sebab setelah
arcopodo ini sudah tidak ada lagi tanaman, dan itulah yang menunjukkan kalo
kita sudah semakin dekat dengan si Mahameru. Dengan semangat yang semakin oke,
terbukti si mpok dukun suda mulai sehat Alhamdulillah, si mama tita juga sudah
mulai sehat Alhamdulillah, kita tim kura2 yang sudah mulai bisa ketawa, nyanyi
(nyanyinya ga boleh keras-keras hehehe), menambah semangat buat kaki untuk
tetap melangkah hahaha alayyy. Finally, tibalah kita dibatas vegetasi. Keadaan semakin
dingin, ya gimana gak. Sudah tidak ada lagi pohon untuk berlindung dari angin
yang dingin, tanah sudah berubah dengan pasir vulkanik, ini sebabnya kenapa
kalo kita mau ke mahameru harus pake kacamata dan masker, puncak mahameru terkenal
dengan puncak pasir vulkanik :).
Sambil
istirahat (lagi) mata ini melihat kesekitar, sungguh pemandangan yang indah
banget, lihat atas banyak makhluk langit si bintang yang cantik dan bulan yang
ganteng hehehe, lihat kebawah indaahh juga melihat betapa tenangnnya kehidupan
di bumi, lampu warna-warni yang biking ga kalah sama pemandangan langit. Ngelihat
kedepan agak serong keatas sekitar 45 derajat, melihat kelap kelip lampu
pendaki yang mau memeluk puncak mahameru. Perjalanan yang ga pernah terlupa
hmmmm. Setelah cukup untuk beritirahat, saatnya untuk merangkak diatas punggung
mahameru. Mulai berjalan, awalnya aku biasa-biasa aja. Keadaan malam yang bikin
aku ga bisa lihat sekitar, akhirnya tibalah suatu saat dimana kakiku ini mulai
aneh. Mencoba untuk naik, oke bisa naik 3 langkah, ehh turunnya dua langkah,
sama aja naik 1 langkah doang. Tapi pikirku ah “paling ni cuman awal-awal aja,
ntar juga kebiasaan pasti bisa jalan” hehehe. Ternyata hal itu tidak terbukti,
kaki ini makin lama malah ga bisa jalan, aku semacam jalan ditempat gitu. Huhuhuhu
ini adalah hal yang paling berat bagiku, udah ga bawa tongkat, ga ada akar yang
bisa ditarik-tarik, kaki malah maunya turun terus. Alhasil aku dibantu oleh
beberapa teman-temanku. Kalo temanku capek atau membantu yang lain, aku mencoba
untuk berjalan lagi, hasilnya NIHIL. Alhasil aku merangkak kayak bayi gitu,
padahal kalo boleh jujur (ya haruslah) pasirnya dingin, jadi telapak tangan
sama lutut ini dingiiinnn benjjeeettt benjeeettt hiks hiks hiks, giliran aku
yang drop deh disini, si bue udah mulai perkasa lagi, tapi tidak begitu dengan
mama tita dia tetap sedikit lemah, wajar pendakian pertamanya. Sebenarnya disini
saya banyak menyusahkan dan minta maaff yang sedalam-dalamnya buat teman-teman yang
lain yang setia untuk menunggu, membantu, kita yang lemah ini agar bisa
mencapai mahameru. Aku tau tujuan kita sama-sama ingin melihat matahari terbit
dan sholat subuh diatas puncak. Tapi justru aku menghancurkan semuanya dengan
keadaan tubuh yang sangat lemah. Maaf maaf maaf terima kasih (ada iklan lewat
hehehe)
1
jam lewat, semangat mulai bangkit lagi ketika bertemu si fiah, waahh ternyata
teman-teman ga jauh dari kita Alhamdulillah. Tapi tiba-tiba si mama terkena
sesak nafas. Haduh mana oxycannya dibawa si mahasin lagi (disinilah akhirnya
terjadi cinta lokasi antar si kucrut dengan oxycan), kita PANIK, mama sabar ya,
kita semua berusaha untuk berteriak memanggil nama mahasin, sebab kata fiah dia
kayaknya belum jauh. Berharap mahasin turun, ternyata tidak, panik semakin
menjadi ditambah keadaan mama yang tambah lemes, tiba-tiba Allah masih menolong
kita, ada pendaki lain yang melihat keadaan kita dan dia menjulurkan oxycannya
ke kita “mas ni pake aja punya saya, kasihan temannya. Yang udah diatas juga ga
bakal turun lagi mas”, wahhh baik bangett “maksih mas, kita pinjem dullu ya mas”
“oh ok pake aja dulu”, karena kita sibuk dan buru-buru kasih oxycan ke mama,
sampe kita lupa kenalan sama masnya. Waktu keadaan mama sudah membaik kita
melanjutkan perjalanan lagi (dan oxycannya tidak kembali kepemiliknya, makasih
ya mas).Tetap dengan keadaan kaki yang ga kuat jalan, dan teman-teman yang
tetap semangat membantu. Beberapa saat kita duduk untuk mengumpulkan energi lagi,
tak lama kemudian terdengar teriakan “AVATAAAARRR, AVAATTAAAAARRR” weh weh,
ternyata tim pendaki lain yang menumbuhkan semangat dengan berteriak nama
timnya. Hiks hiks, kenapa kita ga gitu huhuhuhu :(. Lanjut lagi berjalan, tetap
dengan keadaan yang sama, suasana semakin dingiiinnn, kita sudah diatas awan. Ketika
berhenti lagi, ada salah satu teman yang menyarankan untuk saling berpelukan
kalo kita lagi berhenti (pastinya cewek cewek) kalo cowok cowok pelukan katanya
aneh, tapi kalo cewek pelukan sosweettt hahaha (inilah salah satu perbedaan
antara kita), kemudian kita ,mendengar lagi ada suara dari pendaki lain “GARUK
GARUUUUKKKKK” kemudian dibalas teman yang lain “GARUK GARUK GARUK”, awalnya aku
pengen ketawa gara-gara dengar itu jadi lupa kedinginannya hahahahaha.
1
jam kemudian, huft huft ni mana puncaknyaaaaaa, kok ga nyampek2, ni lutut ma
tangan dah ga kuattt, huhuhuhuhu. Matahari juga dah terbit, alhasil kita dah
pasrah ga bakal bisa dapet sunrise di puncak. Disini lagi-lagi merasa ada
sedikit kesedihan, maaf teman-teman (terutama yang cowok-cowok) kita terutama
aku sudah menghancurkan keinginan kalian untuk bisa lihat sunrise. Maaff (sudah
cukup mellow dramanya), untuk menambah semangat kita foto-foto dulu hehehe.
nih medan ke mahameru
ni kalo lagi kedinginan, peluk peluukk hahaha :D
narsis ditengah keputus asaan ga bisa lihat sunrise :(
Kemudian
kita melanjutkan perjalanan, tak lama, tiba-tiba ada suara lirih “mbakk…
mbakkk.. bisa minta tolong” eh aku nyari sumber suaranya ternyata ada orang agak
diatas ku, karena aku yang pling dekat dengan dia dibanding teman-teman yang
lain, alhasil aku deketin deh mbaknya “ada apa mbak?” “mbak bisa minta tolong pijitin
leher saya, mau muntah ga bisa” “oh iya mbak” dan… huek huek huek huek habis
muntah mbaknya ku ajak ngobrol “mbaknya kok sendiri ga ada temennya?” “ada
mbak, abangku udah diatas” dan kita menawarkan beberapa makannan ringan, karena
dia cuman bawa minum doank, tapi mbaknya ga mau. Ya udah deh. Selain cerita
ini, banyak cerita so sweet lainnya yang dialami teman-teman, bue yang diminta
melukin mbak-mbak yang kedinginan, ada juga aku yang ditawarin sama mas-mas minuman
gara-garanya aku yang ga bawa minum, si ufie yang dapet malkist dari pendaki
lain buat nahan mag nya 45 menit sebelum puncak. Banyaak banget cerita so swit
kalo lagi ndaki hehehehe :)
Semangat mulai bangkit lagi ketika bertemu si naning,
tak lama kemudian bertemu ufieee dan iza waahh kurva semangat meningkat drastis.
OKE saatnya untuk semangat, ga boleh bikin temen kita yang udah setia-setia ini
ga jadi lihat puncak hanya gara-gara kita! Hal itulah yang membuat aku ga bisa
berhenti, walopun kalo boleh milih lebih baik aku duduk manis disini dan
menunggu mereka yang udah dipuncak turun, tapi temen-temenku ini terlalu so
sweet untuk disakiti, jadi aku beruasaha untuk semangat lagi. Setiap kali
ketemu pendaki yang udah dapat puncaknya, dan bertmu kita yang merangkak-rangkak
ga jelas, selalu dikasih semangat ayoo mbaak stengah jam lagi, eman kalo ga
nyampek puncak udah nyampek sini, ayo semangat. Tapi keadaan berkata lain, si
mama sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan dan mama ditemani sama si ulir (orang
terkeren di semeru, ga ada tandingannya deh). maaf mama kami meninggalkanmu, ulir jaga mama ya... (tiba-tiba saja terdengar reff lagu butiran debu)
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu...
(semacam keadaan jadi slow motion, dan ada soundtrack kayak di adegan film gitu heheheheh)
(Sudah CUKUP, ini alayy!!!)
Akhirnya tinggallah kita beberapa
orang yang tertinggal dibelakang, yang lain udah nyampe puncak. Berjalan, merangkak,
jatuh lagi, merangkak, jalan lagi, jatuh lagi. Tapi ga nyampek-nyampek, alhasil
aku mengeluarkan air mataku, ya Allah ni nyampenya kapan, aku udh ga kuat, kalo
aku bilang sama temenku kasihan juga, pasti mereka ga bakal mau lanjutin lagi,
ya Allah (ini ciyusss, tapi ga usah dibaca juga hehehe), dan untuk selajutnya
sampe puncak total ku menangis 7 kali >_<
Suadh
jam 9 pagi, ya ampun kita ni bakal nyampe puncak ga sih dalam hatiku bergumam,
waktu kita sudah tianggal 1 jam lagi, sebab diatas jam 10 pendaki harus turun,
karena asap belerang sudah turun. Tapi semangat naik lagi ketika bertemu
teman-teman Teknik kapal ITS, mereka membantu kita untuk bejalan, dan
memberikan semangat “arek ITS pasti iso sampe puncak, ayo semangat mbak!!”
teman seangkatan ITS. Semangat naik lagi deh, dan tibalah jam setengah 10,
akhirnya kita melihat wajah2 teman2 D’09, rasanya air mata ini tak tertahan
buat keluar, sudah kebayang makanan dan minuman kemenangan, apalagi mereka
membawa bendera yang asal-asal ku buat. Sesampainya di mereka, perut ni rasanya
lapar udah kebayang enaknya nata de coco, tenggorokan ini udah haus dan
kebayang segarnya nutrisari. Tapi ternyata semuanya sudah habis, hanya tersisa biscuit
dan air putih, hiks hiks air mata tadi jadi ga mau keluar lagi, yang ada
sedikit dongkol. Kita dah g jelas gini keadaannya, eh malah makanan yang enak2 udah
entah kemana :(. Ya udah deh, kita lanjut naik, dan mereka tetap menunggu kita
agak dibawah (sedih ternyata kalo nyampe puncak ga bareng2). Ku kira nyampe
puncak bakal tinggal selangkah lagi ternyata tidak kawan, masih harus berjalan
lagi sekitar 15 menitan, tapi kakiku udah ga kuat, bener-bener ga kuat. Dan disinilah
klimaks emosiku keluar, aku bener-bener sudah putus asa, dan ga mau sampek
puncak. Sudah cukup sampe disini aja, dan ku persilahkan temanku untuk naik,
mereka sudah membujuk aku, “mel kita ini dah dipuncak, kita hanya butuh jalan 5
menit lagi buat nyampe benderanya”, dan ku menjawab dengan emosiku “KITA DAH DI
PUNCAKKAN, YA UDAH, UDAH TOH KITA DI MAHAMERU, GA PERLU KETEMU BENDERANYA JUGA
GAPAPA!!” di selingin dengan isak tangis (ini ciyus rekk) dan ku persilahkan
teman-temanku buat naik, kenapa ku bisa seemosi itu, aku sedikit jengkel dengan
keadaanku, aku ni udah diatas, tapi kenapa udah ga kuat buat jalan bentar sih,
marah dengan diri sendiri menyedihkan….
hanya pengen foto disini sampe nangis 7 kali T.T
Dan
kita berfoto ditempat kita masing-masing, aku dan naning selebihnya fiah, bue lisa, ufie, iza,
fadil dan huda. Ketika emosiku sudah mulai reda, aku mencoba untuk berjalan
menghampiri mereka, tapi ditengah perjalanan eh belerang lewat, dadaku langsung
sesek, alhasil aku memutuskan untuk balik, dalam otakua hanya, aku takut
terjadi apa-apa sama aku yang tambah bikin repot teman-teman, atau takut
terjadi sesuatu sama teman-teman yang masih menunggu kita dibawah, sudah
kebayangnya alayy banget (ga perlu ditulis disini, udah cukup alaynya hehehe). Dan
akhirnya aku turun dan diikuti teman-temanku yang tersosweettt :)
selamat :)
Akhirnya
kita kebali menuruni mahameru pada pukun 10.30. merupakan pendaki nomer dua
terakhir. Niat awalnya pengen cepet-cepet nyampe puncak biar bisa nyemangatin
orang-orang yang naik. Dan ternyata, sudah tidak ada satupun orang yang
tertinggal, hanya kita yang berjalan dalam kesepian dan kegagahan mahameru.
Thanks a lot mahameru for this story :D
*setelah beberepa hari kemudian, aku melihat
video yang kalian buat, dan membuat aku pengen nangis lagi, haduhh jadi mellow
banget aku habis muncak bareng kalian hahahahaha :D
oleh oleh semeru
tetap harus mengingatNya
apa mbak nya pemula atau dalam rombongan ada yang pemula? soal nya saya pemula yang kepingin ke semeru
BalasHapus