Aku
bukanlah orang yang pandai merangkai kata, mungkin aku adalah orang yang paling
bodoh jika diajak berdiskusi mengenai hal-hal politik di negeri ini, miskin
kosa kata mengenai per”politik”kan hehehehehe, tapi untuk kali ini izinkanlah
orang bodoh ini berbicara menurut pandangan dia tentang keadaan negeri ini. (Mungkin
sedikit subjektif, tapi biarkanlah)
Oke,
tadi aku menyempatkan diri buat main-main ke kampus sebelah, sebab ada acara “Mata
Najwa”, salah satu acara dari Metro TV. Tema nya “Generasi Bersih”,
jelas dari temanya pasti banyak membahas kekotoran negeri ini yang sudah
merajarela. Ibarat tubuh mungkin negeri ini sudah kena penyakit diabetes
tingkat akut, sedikit luka yang ada ditubuh akan sulit untuk dihilangkan,
bahkan akan merambat kebagian tubuh yang lain. Sama halnya korupsi, sesuatu
yang seharusnya sangat tabu untuk dibicarakan, namun sangat lumrah dibicarakan
bahkan menjadi hal yang sangat bisas di negeri ini. entah negeri ini yang sudah
gila atau edan, tapi kenyataan berkata seperti itu. Kata Sudjiwo Tedjo (salah
satu bintang tamu hari ini) “ sepertinya negeri ini sudah gila, bayangkan
saja orang yang jujur malah dibuat tontonan, menunjukkan betapa suramnya negeri
ini, orang jujur saja sudah sangat langka, sekali ada yang jujur sudah menjadi
tontonan” mengenaskan. Jika melihat berita baik di TV, media massa seperti
surat-surat kabar, rasanya ga ada bosan-bosannya memberitkan masalah korupsi,
masih ada aja kosa kata yang bisa menggambarkan kekejaman para koruptor, entah
jika aku bekerja di salah satu surat kabar, mungkin aku akan mati kebosanan
akibat menulis, atau mengedit, dan mencetak berita yang ga jauh beda, hanya
berbeda setting dan aktor saja, tapi intinya KORUPSI. Astaghfirullah…
Setelah
beberapa jam aku menyaksikan pembicaran Najwa dengan empat narasumber, yakni
Bpk Mahfud MD (Mantan Mahkamah Agung), Bpk Bambang (Wakil ketua KPK), Panji (Komedian),
dan seniman mbah Sudjiwo Tedjo (Presiden Jancukers), aku sedikit berfikir
yang berbeda. Mungkin lebih tepatnya pemikiranku lebih sama dengan Panji,
yang mengatakan bahwa “sebenarnya negeri kita ini ga hancur-hancur amat, hanya
saja apa yang kita lihat selama ini selalu yang buruk-buruk, ya sebab media
massa selalu meperlihatkan hal yang buruk, padahal Indonesia ini juga punya
banyak prestasi, hanya saja kurang dieksplor. Dan hal ini lah yang terpatri
dalam otak kita, sanu bari kita tentang hal-hal yang negative”. Perkataan panji
ini sedikit sama dengan pemikiranku selama ini. sebenarnya semua keburukan
negeri ini akan bisa berubah sedikit-demi sedikit jikalau penerusnya tidak
meniru apa yang dilakukan induknya. Sedangkan apa yang aku rasakan selama ini,
setiap aku baca berita, nonton berita isinya pasti korupsi tindak asusila,
sampai aku berfikir, rasanya Indonesia ini mau kiamat besok, hmmm. Sebab sebegitu
kompleksanya permasalahan, dan aku pun tak pernah mengetahui siapa yang
benar-benar bersalah dan yang benar-benar tidak bersalah, sehingga membuat aku
malas-malasan menyimak kelanjutan berita atau kisah dongen tingah laku
orang-orang diatas sana, mungkin aku bisa dibiliang mahasiswa yang apatis
terhadap negeri ini. kalo bahasa gampangnya “males ah nonton berita,
paling-paling juga isinya KPK, kalo ga gitu kakek yang melakukan tindak asusila
sama anak atau cucunya, dari pada puyeng, mending juga aku nonton drama korea,
lebih asik, ceritanya juga seru, KPK kalah seru deh” mungkin inilah pikiran
praktis yang tiba-tiba muncul, bosen lihatin orang-orang itu saling salah
menyalahkan, rasanya waktu untuk negeri ini hanya habis dibuat debat, padahal
jikalau kita melirik sedikit ke bidang yang lain misal teknologi (aku ambil contoh
ini, sebab yang dekat dengan kehidupanku) sudah banyak para ilmuwan atau
enginer yang berusaha menciptakan hal-hal baru, yang bertujuan semata untuk
kemaslahatan dan kebutuhan negeri ini, tapi hal seperti ini tingkat apresiasinya
sangat rendah. Mungkin aku seorang yang konsumtif yang ga aktif untuk mencari
berita lain dan hanya mengandlakan TV atau Koran, aku akan mengatakan sangat
jarang atau bahkan ga pernah kita mendapatkan apresiasi dibidang teknologi,
contoh lain banyak sekali dosen-dosenku yang melakukan penelitian, dan
penelitian itu tak lain untuk memecahkan sebuah masalah di negeri ini, tapi
tetp saja ga ada tindak lanjut dari pemerintah. Jadi jangan nangis atau merengek-rengek
buat nyuruh pulang orang-orang pintar negeri ini yang sudah dimanfaatkan negeri
maju diluar sana.
Setelah
beberaa sesi tibalah saatnya sesi Tanya jawab, ada salah satu pertanyaan dari
seorang mahasiswa yang sedikit membuatku bergumam “nah kan media emang
sangat berpengaruh, bahkan bisa cuci otak kita”. Simpelnya dia mengatakan
bahwa “bagaimana pendapat bapak terhadap negeri ini yang sudah hancur/ buruk,
padahal yang menduduki kekuasaan ini pasti juga mahasiswa ‘98 yang berperan
dalam penggulingan orde baru, tapi sekarang kok jadi menghancurkan negeri, dan
juga tindakan mahasiswa sekarang yang sudah tidak sehebat mahasiswa dizaman itu
(peran mereka rasanya sudah sirna)”, jikalau ada waktu untuk menanggapi omongan
dia rasanya aku ingin ngomong “hei elu, zamannya kita sudah beda kali sama
zamannya kakak kite, setiap zaman akan menghasilkan generasi yang berbeda-beda
pula, kite sebagai mahasiswa zaman millennium punya cara tesendiri untuk
memajukan negeri, ga harus plagiat kakak-kakak kita di zaman ‘98 nan, biarlah
mereka dengan gaya cool mereka menggulingkan kekuasaan orde baru, mengerubungi
senayan bak semut yang menemukan gula ditengah padang pasir, kita sekarang juga
punya gaya cool kita kali, kita ga cuman hebat demo, biarlah kalian yang suka
demo berjuanglah dibidang itu, kita juga anak yang kreatif kali, kita juga mau
majuin Negara dengan kemampuan kita dibidang seni, budaya, teknik, apa kita ga
lebih keren dibanding kakak-kakak kita, kita lebih gaul kali, lebih kretaif”
setelah melihat pernyataan anak itu rasanya emang benar peran media massa ini
sangat mempengaruhi pemikiran kita-kita anak muda yang suka coba-coba dan ingin
tau. Pastilah pikiran kita saat ini hanya dipenuhi Indonesia yang banyak
koruptor, Indonesia negeri yang gagal, negeri yang bangkrut dan hal-hal jelek
lainnya, dan akhirnya kita minder. Secara tidak langsung negeri mencuci otak
rakyatnya menjadi orang yang lupa akan identitas negerinya, mungkin karena
bosan atau malu punya bangsa yang kayak mau mati besok pagi, akhirnya kita
lebih suka untuk senang-senag, masuklah ke dunia hedonism, contoh yang lagi in masuklah
hiburan korea , kalo udah ada bau-bau korea dibelain deh, mau gimananpun
harganya berapapun tetap dibelain, pokoknya aku harus lihat, kalo ga lihat
bukan anak gaul namanya. Beda sekali jika ada acara kebudayaan atau apa
ajalah yang made in Indonesia, hmmm pasti jarang ada yang datang, sebab
sudah terpatri di otak kalo lihat itu pasti ntar dibilang ndeso, anak akmpungan,
atau katruk, ogah ah, harga diri gue taruh mana. Oh My God, apa-apaan ini,
kita benar-benar sudah dicuci otak, please help us!!!
Setelah
melihat kejadian ini dan apa yang kurasakan selama ini, aku punya keinginan,
mungkin salam untuk para calon presdien. Siapa aja yang ntar jadi presiden,
ntah itu bang rhoma sampai pak mahfudh MD, saya berharap pemerintah memiliki
ketegasan mengenai fungsi dan peran media massa untuk masyarakat Indonesia. Kita
harus menyadari bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang konsumtif (bisa
dilihat dari kehidupan sehari-hari, missal konser SuJu, masih banyak yang datang,
fast food masih tetap digandrungi, mall-mall semakin merajalela), sehingga
salah satu cara untuk mereka mendapatkan informasi mengenal keadaan sekitarnya
satu-satunya hanya melalu media massa. Harapanku, semua pemilik stasiun TV
hendaknya bersatu atau berkumpul, memutuskan atau menggagas adanya sebuah acara
yang disitu benar-benar menunjukkan sisi positif negeri ni, jangan hanya
dijejali hal-hal buruk negeri, tapi lihatkanlah dan hargai karya cipta anak
bangsa, sejelek apapun itu, sekecil apapun itu, itu adalah salah satu cara
untuk membuat perubahan negeri ini kearah yang lebih baik. Kurangilah FTV,
cerita-cerita drama Korea yang alay, apalagi infotainment yang hanya buang-buang
waktu dan menambah dosa. Harapan dengan adanya program ni, pengetahuan
anak-anak penerus bangsa ini sedikit terbuka, tidak lagi hanya tertutup melihat
hal-hal yang buruk saja, dan juga pemerintah sedikit memeberikan cara yang
sulit untuk izin masuknya hiburan-hiburan dari luar untuk masuk ke Indonesia. Kita
harus tegas terhadap identitas Negeri, jangan ikut0ikutan supaya dianggap
Keren.
Mungkin
inilah uneg-uneg yang aku rasakan selama ini, walaupun kamu berteriak-teriak
ingin diberantas korupsi, akan tetapi anak cucumu kamu didik dengan hal-hal
seperti itu (korupsi.red), rasanya usahamu ini akan tetap sia-sia. Benahi dulu
akhlak dari generasi penerus bangsa ini, tanamkanlah cinta tanah air kepada
anak-anak ibu pertiwi ini. Akan tetapi untuk kamu yang selalu setia berjuang
turun kejalanan demi membela kebenaran, lakukanlah, kita semua bersama ingin
memiliki negeri yang lebih baik, kita semua ibgib hidup sejahtera, kita akan
berjuang dengan cara kita masing-masing. Semangat Kawan, tanamkan keyakinan
positif demi masa depan yang cerah.
(sebenarnya
tulisan ini, ingin ku utarakan di acara tadi, dan lagi-lagi aku tak punya
keberanian untuk berbicara dihadapan orang banyak, rasanya ingin memiliki orang
yang bisa selalu memebrikan keberanian padaku untuk mengatakan apa yang aku
pikirkan hahahahaha :))
0 komentar:
Posting Komentar