Chairul Tanjung Si Anak Singkong





Judul           : Chairul Tanjung Si Anak Singkong
Penulis        : Tjahja Gunawan Diredja
Penerbit      : Kompas
Tebal          : 400 halaman



sumber gambar (http://www.setkab.go.id/galeri-buku.html)

        Alhamdulillah, sempat bisa membaca salah satu biografi pengusaha keren seperti bapak CT. perjuangan yang begitu keras, benar-benar memperlihatkan, untuk menjadi orang sukses baik dunia maupun akhirat bukanlah hal yang mudah, jadi kalo kita berfikiran segala hal yang sulit adalah hal yang bikin rempong dan ga perlu diteruskan, itu adalah hal yang salah besar. Justru dengan bertemu hal-hal yang sulit, itulah tanda-tanda tuhan akan menjadikan kita orang yang berhasil, InsyaAllah.
     Awal mula aku bisa baca buku ini adalah bukan karena aku beli sendiri (seperti biasanya), tapi buku ini adalah  buku suntikan semangat dari ibuku. Memang akhir-akhir ini, terutama dua bulan ini, aku benar-benar berada dalam posisi yang sangat low motivation. Entah, aku merasa semakin kesini adalah bukan diriku yang dulu, yang penuh semangat dan usaha keras. Ditambah lagi dengan kegalauan tugas akhir yang serasa tidak ada ujungnya, namun sebenarnya aku hanya kurang berusaha sedikit, maka masalah itu akan terselesaikan. Alhasil, karena aku ga bisa pulang, dan tidak ada orang yang bisa ku ajak bicara, dan yang bisa mengerti aku hanyalah orang tuaku.  Setiap saat aku kontak rumah, dengan berbagai keluhanku (sebenarnya aku melakukan hal yang kekanak-kanakan) tapi apalah daya, pikiran sudah mentok ditambah hati sudah sumpek, bisanya ya ingin dikeluarkan. Ibarat racun yang masuk dalam tubuh, sebaiknya secepatnya segera dikeluarkan, sebelum menyebar keseluruh lini organ tubuh. Ibu adalah orang yang sangat perasa, akhirnya suatu ketika aku disms, disuruh baca buku ini, sampai-sampai ibuku berinisiatif untuk mengirimkan ini langsung dari rumah ke sini. Aku sudah bilang tidak usah bu, biar linda yang beli sendiri. Tapi ibu tetap kekeh, buat dipaketkan, tujuannya biar aku cepat-cepat baca dan terbebas dari keterpurukan ku sekarang. Aku selalu tidak bisa menolak permintaan ibuku. Dan akhirnya buku itu dipaketkan.

        Sesampainya buku itu ditanganku, kumulai membacanya. Perlembar ku balik, akhirnya sampai perbab. Dan akhirnya ku selesaikan juga buku ini. mungkin karena buku ini tulus dari ibuku yang sangat ingin anaknya semangat lagi. Selama membaca sungguh aku terenyuh dan tidak jarang aku meneteskan air mata. Betapa tidak, ternyata aku masih jauh dari harapan orang tua. Selama 21 tahun ini aku masih belum bisa memberikan apapun kepada beliau, ditambah aku yang selalu tidak jelas selama kuliah di tanah rantau. Ini merupakan penyesalan yang tak bisa diampuni. Ketika membaca kisah perjalanan bapak CT, aku sangat terpukau bagaimana tidak, diumur 22 tahun (diumurku sekarang) beliau sudah bisa punya mobil sendiri, bayangkan dijaman 80-an. Bisa dibayangkan betapa keras usaha beliau untuk kuliah di kedokteran dan tetap bertahan hidup. Selain itu beliau juga bisa menjadi mawapres nasional. Weh weh, bisa bisanya selaras kedua bidang tersebut.
       Sampai akhirnya beliau benar-benar menjadi orang sukses. Yang sekarang menjadi pemilik Carrefour , Trans corp, Bank Mega, RAM. Hal yang harus ditiru dari sifat beliau adalah, orang yang sangat mudah bergaul kepada siapapun, disiplin, kerja keras (sampai umur segini masih sering ga tidur seharian), darmawan. Beberapa bagian yang aku suka dan aku benar-benar tersentuh adalah, saat pak CT bercerita tentang perjuangan ibunya untuk menguliahkan beliau di FKG UI, dengan keadaan ekonomi keluarga yang sangat terpuruk, dan tinggal di perkampungan kumuh Jakarta. Sungguh hati orang tua mana yang tidak mulia, semua orang tua akan selalu berkorban apapun demi masa depan anaknya, tak peduli apa yang harus mereka lakukan. Dan seharusnya kita sebagai anak tau diri atas apa yang mereka lakukan terhadap kita. Yang kedua adalah bagian dimana pak CT membangun lagi sekolah beliau yang mulai terpuruk, dan bertemu lagi dengan guru-guru beliau di masa SMA, dan dijamu layaknya presiden di negri ini (Subhanallah). Sungguh ketika membaca ini, betapa bahagianya seorang guru ketika melihat seorang murid mereka menjadi orang yang berpengaruh di Negara ini. walaupun beliau-beliau sampai sekarang hanya seperti orang-orang biasa, yang kedudukannya ga pernah naik-naik. Tapi ku yakin ketika mereka bertemu pak CT semua itu tidak ada apa-apanya, kebahagian dunia dan akhirat mereka pasti sudah lunas, dengan bisa mendidik orang yang bisa bermanfaat bagi sekitar. Aku berfikir akankah aku bisa menjadi murid yang bisa memberi kebahagian dunia akhirat bagi guru-guruku dikemudian hari??, semoga Amiin. Allah akan selalu membantu niat di jalan yang benar. Bagian ketiga yang kusuka adalah, saat bencana tsunami, sehingga CT membangun RAM (Rumah Anak Madani) yang menampung anak-anak korban bencana, yang kehilangan keluarga dan orang tuanya, dan mereka masih punya masa depan yang panjang, mereka harus dikeluarkan dari trauma bencana. Dengan memberikan asrama, dan sekolah gratis, mereka dididik menjadi orang yang hebat, yang akan memimpin negri ini. Suatu saat aku jadi pengen punya yayasan seperti itu, buat anak-anak yang ada di daerahku. Dan satu bagian terakhir yang paling memukulku yakni bagian akhir, Bab 40. Kalo pak CT berkata “saya yang sekarang adalah akumulasi dimasa lalu”, kalo saya yang bicara begitu bisa dipastikan betapa suramnya masa depan saya (Na’udzubillah), sebab masa muda saya sekarang hanya diisi, tidur, nggosip, ngobrol sampai larut, nonton film yang ga terlalu penting. Intinya lebih banyak memanjakan diri dibanding menyiksa diri untuk bermanfaat bagi sekitar. Sudah saatnya tidak memikirkan penyesalan masa lalu yang suram itu, sudah saatnya perlu memikirkan masa depan yang harus lebih baik dari sekarang, saatnya balas dendam atas segala penyesalan yang telah kulakukan sekarang ini. aku harus bisa menjadi orang yang bermanfaat. Jika ku memang sudah terlambat, izinkanlah aku bisa membuat adik-adikku menjadi orang yang lebih hebat dariku. Amiiinn  
     Buat anak-anak muda Indonesia, ayo semangat berjuang demi terwujudnya Misi Indonesia 2030. Di masa itu, adalah masa kita untuk membentuk negri ini menjadi lebih baik. Ibaratnya di masa perjuangan, sekarang bukan saatnya berleha-leha, sekarang saatnya berjuang dan berperang, melawan kemalasan, melawan keminderan, ketidak percaya dirian, kebodohan. Untuk merdeka di tahun 2030. SEMANGAAATT!!! :D

0 komentar:

Posting Komentar

 
Jalan Setapak Blog Design by Ipietoon